HAL-HAL YANG MENDATANGKAN REZEKI DAN YANG MENGHALANGINYA
Hampir di
setiap pesantren pasti diajarkan kitab ta’limul muta’allim karya Syaikh
Zarnuji. Kitab yang ditulis pada tahun 593 H tersebut adalah kitab berisikan
adab-adab atau etika dan hal-hal yang berkaitan dengan proses menuntut ilmu.
Maka sepantasnya kitab ini menjadi kitab pegangan para santri dan siapa pun dalam
menuntut ilmu.
Syaikh
Zarnuji mengutip sebuah maqolah (ucapan) yang konon adalah maqolah
Imam Ali bin abi Thalib (Karramallahu wajhah) yang artinya “ketahuilah
bahwa kamu tidak akan mendapat ilmu kecuali dengan enam hal : kecerdasan,
kemauan yang kuat, kesabaran, biaya, bimbingan atau petunjuk guru,dan waktu
yang lama”.
Biaya
menjadi salah satu syarat atau sarana untuk belajar. Walaupun dalam hal ini
biasanya adalah tanggung jawab orang tua, namun seorang pelajar juga harus tau
tentang hal-hal yang dapat memudahkan datangnya rezeki. Maka Syaikh menjelaskan
dalam satu bab atau fasal tentang hal-hal yang mendatangkan rezeki dan yang
menjauhkan atau menghalanginya.
Secara
ringkas disebutkan. Pertama, Hal-hal yang menghalanginya adalah : perbuatan
dosa atau maksiat, tidur di pagi hari, banyak tidur, tidur dengan telanjang,
buang air kecil telanjang, makan dalam keadaan junub, makan sambil berbaring,
membiarkan sisa makanan berserakan, membakar kulit bawang, menyapu lantai
dengan kain atau di waktu malam, membiarkan sampah mengotori rumah, lewat depan
guru atau orangtua (dengan tidak sopan), memanggil orang tua dengan namanya,
membersihkan gigi dengan benda kasar, melumurkan tangan dengan lumpur atau
debu, duduk di beranda pintu, bersandar pada daun pintu, berwudu di tempat
orang istirahat, menjahit pakaian yang sedang dipakai, mengeringkan wajah
dengan baju, membiarkan sarang laba-laba berada di rumah, meremehkan atau
bermain-main dengan sholat, bergegas keluar masjid setelah sholat shubuh, pergi
ke pasar pagi-pagi dan berlama-lama di pasar, membeli makanan dari
peminta-minta atau pengemis, berdo’a buruk untuk anak, membiarkan wadah tidak
tertutupi, menulis dengan pena rusak, menyisir dengan sisir yang rusak, tidak
mau mendoakan bagus pada orang tua, memakai serban sambil berdiri, memakai
celana sambil duduk, kikir, terlalu hemat, berlebih-lebihan dalam membelanjakan
harta, bermalas-malasan, menunda atau menyepelekan suatu urusan.
Kedua,
yang mendatangkan rejeki : bangun pagi-pagi, menulis dengan bagus, muka
berseri, bertutur kata manis, melakukan sholat dengan rasa ta’zim dan khusyu
dan sempurna, sholat dhuha, membaca surah Al-Waqi’ah khususnya di malam hari,
membaca surah al Mulk, Al-Muzammil, Al-Lail, Al-Insyirah, datang di masjid
sebelum adzan, selalu dalam keadaan suci, sholat sunnah sebelum shubuh, sholat
witir di rumah dan tidak bicara urusan dunia setelahnya, jangan terlalu banyak
bergaul dengan lawan jenis, jangan banyak omong kosong tiada guna, berdo’a di
antara terbit fajar sampai masuk waktu sholat yaitu : Subhanallah
wabihamdihi astagfirullah wa atubu ilaihi 100 kali, setiap pagi dan petang
membaca do’a “la ila illallah almalik alhaqqul mubin” 100 kali, tiap
sesudah fajar dan magrib berdoa “Alhamdulillah wa subhanallah wa la ilaha
illallah” 33 kali, sesudah subuh
baca istigfar 70 kali , memperbanyak ucapan “ la haula wa la quwwata illa
billahi al aliyyil azim” dan bersholawat
untu Nabi Muhammad SAW. Lalu di hari Jum’at membaca “Allahumma agnini
bihalalika an haromika wa akfini bifadlika amman siwaka” 70 kali, setiap
siang dan malam banyak membaca pujian ‘Antallah alAziz alHakim alKarim,
Antallah alMalik alQuddus, Antallah Kholikul Jannah wannar, Antallah alimul
ghoib was syahadah, Antalla alimus sirri wa akhfa, Antallah alKabir alMutaal,
Antallah kholiqu kulli syaiin wa ilaihi ya’udu kullu syaiin, Antallah dayyan
yaumiddin, lam tazal wa laa tazaal, Antallah la ilaha illa Anta alAhad
asShomaad, lam yalid wa lam yulad wa lam yakun lahu kufuwwan ahad, Antal
Malikul Quddus asSalam alMu;min alMuhaimin alaziz alJabbar alMutakabbir, la ilaha
illa Anta alKholiq alBari alMushowwir lahu alAsmaul husna yusbbihu lahu ma
fissamawati wal ardh wa Huwal Azizul Hakiim”.
Demikian
hal-hal yang dapat mendatangkan rejeki dan yang menghalanginya yang dijelaskan
oleh syaikh Zarnuji dalam kitab ta’lim al-muta’alim. Terkait dalil dari
hal-hal teersebut Syaikh Zarnuji tidak menjelaskan terinci satu persatu, namun
secara global Syaikh mengatakan bahwa dalil dari hal-hal tersebut adalah dari hadit-hadits
Nabi Muhammad SAW dan astar (perkataan sahabat Nabi).
Rezeki
memang sudah Allah tentukan namun agama memerintahkan kita untuk berusaha dan
berdoa maksimal, termasuk dengan memperhatikan dan mengamalkan hal-hal di atas,
sambil hati tetap tawakkal penuh berserah diri kepada Allah SWT.
Semoga
kita senantiasa mendapatkan limpahan rejeki yang halal dan berkah sebagai sarana
untuk ta’at kepada Allah SWT. Amin.
Post a Comment